Pengukuran pernapasan
Pengukuran
dada
Pada saat
respirasi ukuran rongga dada berubah, ketika inhalasi rongga dada membesar
sedangkan saat ekshalasi mengecil. Hal ini terjadi karena mekanisme kontraksi
dan relaksasi otot-otot interkostal dan diafragma. Dada membesar ketika
diafragma dan otot interkostal berkontraksi, yang meningkatkan ukuran (dan
volume) dada. Ketika tekanan intrapulmonar turun, udara masuk ke paru-paru
sampai tekanan intrapulmonar dan tekanan atmosfir sama. Sebaliknya dada
mengecil terjadi begitu otot-otot inspirasi berelaksasi dan paru-paru kembali
ke semula. Bila tekanan intrapulmonar melebihi tekanan atmosfir, udara keluar
dari paru-paru.
Kurang lebih
2/3 dari pertukaran udara timbul akibat elevasi tulang rusuk dan lebih kurang
1/3 akibat kontraksi diafragma. Perubahan posisi diafragma dan pergerakan
tulang rusuk mengakibatkan perubahan volume rongga dada, yang sekaligus
menyebabkan perbedaan tekanan antara udara luar dengan paru-paru yang
memungkinkan terjadinya perpindahan udara ke dan dari luar ke tubuh. Pada
percobaan diperoleh data bahwa ukuran dada tergantung pada berat badan dari
praktikan, namun untuk ekspansi, jenis kelamin juga berpengaruh, laki-laki
rata-rata mengalami ekspansi lebih besar daripada wanita. Hal ini dapat juga disebabkan
oleh aktvitas dan kebutuhan oksigen seseorang yang berbeda-beda.
Bunyi
pernafasan
Bunyi pernafasan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu normal dan abnormal.
1. Bunyi normal
• Bunyi Bronchial
Bunyi pernafasan bronchial dihasilkan saat udara mengalir melalui trakea dan bronki. Bunyi bronchial cukup keras terdengar, dengan nada yang cukup tinggi, dan suara terdengar jelas dengan bantuan stetoskop
Bunyi pernafasan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu normal dan abnormal.
1. Bunyi normal
• Bunyi Bronchial
Bunyi pernafasan bronchial dihasilkan saat udara mengalir melalui trakea dan bronki. Bunyi bronchial cukup keras terdengar, dengan nada yang cukup tinggi, dan suara terdengar jelas dengan bantuan stetoskop
• Bunyi
Vesikular
Bunyi pernafasan vesikular dapat terdengar apabila udara memasuki alveoli. Suara pernafasan vesikular terdiri atas fase inspirasi yang terdengar lemah (suara pelan) yang diikuti oleh fase ekspirasi yang hampir tidak terdengar. Suara pernafasan ini terdengar di sekitar peripheral dari daerah paru-paru. Pada saat keadaan istirahat, suara pernafasan ini tidak akan terdengar sama sekali. Keras suara pernafasan yang dapat terdengar banyak dipengaruhi oleh fisik tiap individu, keadaan pernafasannya, dan kondisi kesehatan tubuh seseorang.
Bunyi pernafasan vesikular dapat terdengar apabila udara memasuki alveoli. Suara pernafasan vesikular terdiri atas fase inspirasi yang terdengar lemah (suara pelan) yang diikuti oleh fase ekspirasi yang hampir tidak terdengar. Suara pernafasan ini terdengar di sekitar peripheral dari daerah paru-paru. Pada saat keadaan istirahat, suara pernafasan ini tidak akan terdengar sama sekali. Keras suara pernafasan yang dapat terdengar banyak dipengaruhi oleh fisik tiap individu, keadaan pernafasannya, dan kondisi kesehatan tubuh seseorang.
2. Bunyi
abnormal
• Crackles (dedas, meretih, gemercik)
Crackle adalah ketidaklanjutan, suara yang tidak bernada, suara singkat yang biasanya terdengar saat melakukan inspirasi. Suara ini dapat dikategorikan sebagai halus (nada tinggi, lembut/halus, sangat singkat) atau kasar (nada rendah, lebih keras, tidak terlalu singkat). Saat mendengar crackle, harus diperhatikan pada kekerasan, nada, lama waktu, jumlah, waktu pada siklus respirasi, tempat, pola dari nafas ke nafas, perubahan setelah batuk atau perubahan posisi
• Crackles (dedas, meretih, gemercik)
Crackle adalah ketidaklanjutan, suara yang tidak bernada, suara singkat yang biasanya terdengar saat melakukan inspirasi. Suara ini dapat dikategorikan sebagai halus (nada tinggi, lembut/halus, sangat singkat) atau kasar (nada rendah, lebih keras, tidak terlalu singkat). Saat mendengar crackle, harus diperhatikan pada kekerasan, nada, lama waktu, jumlah, waktu pada siklus respirasi, tempat, pola dari nafas ke nafas, perubahan setelah batuk atau perubahan posisi
• Wheeze
(bunyi menciut-ciut atau mendesah)
Wheeze adalah suara yang berkelanjutan, dengan nada tinggi, suara tersebut biasanya terdengar saat ekspirasi tetapi kadangkala juga terdengar saat inspirasi. Suara pernafasan ini dihasilkan saat udara mengalir melalui saluran pernafasan yang menyempit.
Wheeze adalah suara yang berkelanjutan, dengan nada tinggi, suara tersebut biasanya terdengar saat ekspirasi tetapi kadangkala juga terdengar saat inspirasi. Suara pernafasan ini dihasilkan saat udara mengalir melalui saluran pernafasan yang menyempit.
• Stridor
Pada keadaan ini, suara terdengar seperti wheeze pada saat inspirasi dan terdengar paling jelas pada trakea selama proses inspirasi berlangsung. Stridor dapat terjadi apabila terdapat gangguan trakea, atau laring, yang harus ditangani secara medik dengan segera.
Pada keadaan ini, suara terdengar seperti wheeze pada saat inspirasi dan terdengar paling jelas pada trakea selama proses inspirasi berlangsung. Stridor dapat terjadi apabila terdapat gangguan trakea, atau laring, yang harus ditangani secara medik dengan segera.
• Pleural
Rub (Gesekan Pleural)
Suara yang terdengar dihasilkan ketika permukaan pleural terjadi inflamasi atau terjadi gesekan satu sama lain. Suara yang terdengar dapat berkelanjutan atau tidak berkelanjutan. Tempat terdengar suara biasanya pada daerah khusus sekitar dada dan terdengar selama fase inspirasi dan fase ekspirasi.
Suara yang terdengar dihasilkan ketika permukaan pleural terjadi inflamasi atau terjadi gesekan satu sama lain. Suara yang terdengar dapat berkelanjutan atau tidak berkelanjutan. Tempat terdengar suara biasanya pada daerah khusus sekitar dada dan terdengar selama fase inspirasi dan fase ekspirasi.
Pengukuran
Volume
Pada
percobaan ini volume tidal diperoleh dengan cara melakukan ekspirasi dan
inhalasi normal. Spirometer ditiup saat praktikan melakukan ekshalasi normal
tersebut. Besar volume tidal biasanya 500 mL untuk pria maupun wanita.
Kesalahan yang terjadi pada nilai volum tidal pada pria dapat disebabkan karena
praktikan menghirup napas dalam sehingga udara yang dikeluarkan banyak.
Volume
ekspirasi cadangan diukur dengan cara praktikan menghirup napas normal, namun
menghembuskan napas sekuat-kuatnya pada spirometer. Nilai volum ekpirasi
cadangan sendiri adalah pengurangan angka yang tercatat pada spirometer
dikurangi dengan volum tidal yang telah diukur sebelumnya. Volume ekspirasi
cadangan berdasarkan literatur adalah sekitar 1200 mL untuk pria dan 700 mL
untuk wanita. Kesalahan yang terjadi pada percobaan dapat terjadi karena
praktikan berusaha untuk memaksakan proses ekspirasi secara berlebihan (dari
yang mestinya dilakukan).
Kapasitas
vital diukur dengan cara melakukan inspirasi sekuat-kuatnya dan ekspirasi
sekuat-kuatnya. Saat melakukan ekspirasi sekuat-kuatnya, udara dihembuskan ke
dalam spirometer. Angka yang ditunjuk oleh jarum pada spirometer merupakan kapasitas
vital paru-paru (dalam mL). Menurut literatur, volume kapasitas vital paru-paru
untuk pria adalah sekitar 4800 mL sedangkan untuk wanita 3100 mL.
Dari
kapasitas vital ini dapat diketahui volume inspirasi cadangan dengan mengurangi
kapasitas vital dengan volume tidal dan volume ekspirasi cadangan. Laki-laki
memiliki volume inspirasi cadangan yang lebih tinggi dibandingkan wanita, yaitu
sekitar 3100 mL, untuk pria, dan 1900 mL, untuk wanita. Data yang diperoleh
jauh di bawah dari data dari literatur. Hal ini dikarenakan data yang diperoleh
dari kapasitas total, volume tidal, dan volume ekspirasi cadangan sudah berbeda
jauh dari data literatur. Hal inilah yang menyebabkan hasil untuk volume
inspirasi cadangan juga berbeda dengan data dari literatur.
Pada umumnya
perbandingan antara volume tidal, volume ekspirasi cadangan dan volume
inspirasi cadangan adalah 1:2:6 untuk pria. Sedangkan untuk wanita,
perbandingannya sebesar 2:3:8. Namun dari hasil percobaan menunjukan bahwa
perbandingan tidak sesuai dengan literatur. Kesalahan ini bisa disebabkan oleh
pernapasan yang kurang normal dari praktikan. Bisa juga disebabkan kondisi
lingkungan, contohnya keadaan udara di dalam ruangan tempat praktikum
berlangsung.
Sebagai
aplikasi dalam pengukuran volume respirasi adalah untuk mendeteksi patologi
pada volume paru-paru. Contohnya pada orang asma konstriksi jalannya udara
cenderung menutup sebelum ekshalasi penuh. Hasilnya fungsi paru-paru
menunjukkan pengurangan kapasitas vital, pengurangan ekspirasi cadangan, dan kecepatan
pergerakan udara. Pada saat kontriksi saluran udara akan menghasilkan suara
yang tidak normal pada serangan asma. Kondisi itu membatasi penggembungan
maksimal paru-paru yang berefek sama terhadap kapasitas vital. Karena hal
tersebut, inspirasi cadangan menjadi rendah. Meskipun demikian ekspirasi
cadangan dan pergerakan kecepatan ekspirasi relatif normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar